Makam Sunan Gunung Jati Dihiasi dengan keramik buatan Cina dari jaman Dinasti Ming. Di komplek makam ini di samping tempat dimakamkannya Sunan Gunung Jati juga tempat dimakamkannya Fatahilah panglima perang pembebasan Batavia. Lokasi ini merupakan komplek pemakaman bagi keluarga Keraton Cirebon, terletak + 6 Km ke arah Utara dari Kota Cirebon Jawa Barat.
Tempat ini selalu ramai di kunjungi orang untuk berziarah, apalagi waktu malam jum’at. Makam Sunan berada di bukit Gunung Sembung hanya boleh dimasuki oleh keluarga Keraton sebagai keturunannya selain petugas harian yang merawat sebagai Juru Kuncinya.
Selain dari orang-orang yang disebutkan itu tidak ada yang diperkenankan untuk memasuki makam Sang sunan. Alasannya antara lain adalah begitu banyaknya benda-benda berharga yang perlu dijaga seperti keramik-keramik atau benda-benda porselen lainnya yang menempel ditembok-tembok dan guci-guci yang dipajang sepanjang jalan makam.
Keramik yang menempel ditembok bangunan makam konon dibawa oleh istri Sunan Gunung Djati yang berasal dari Cina, yaitu Putri Ong Tien. Banyak keramik yang masih sangat baik kondisinya, warna dan design-nya sangat menarik. Sehingga dikhawatirkan apabila pengunjung bebas keluar-masuk seperti pada makam-makam wali lainnya maka barang-barang itu ada kemungkinan hilang atau rusak.
Sejarah Singkat Makam Sunan Gunung Jati
Sunan Gunung Jati adalah salah satu Wali Songo yang membawa ajaran Islam ke Cirebon. Ia dianggap sebagai wali pelindung Tanah Pasundan karena mengislamkan daerah Pasundan.Sunan Gunung Jati sendiri lahir dengan nama Syarif Hidayatullah atau Sayyid Al-Kamil. Selain menjadi ulama, ia juga merupakan Sultan Cirebon yang bertahta hingga tahun 1568.
Sunan Gunung Jati sempat diangkat sebagai Raja Cirebon ke-2 pada tahun 1479. Lalu, ia menikah dengan putri Kaisar Dinasti Ming, Putri Ong Tien Nio yang berasal dari Tiongkok. Keberagaman latar belakang Sunan Gunung Jati dan Ong Tien Nio, merupakan salah satu alasan mengapa makam sunan tersebut dibuat dengan perpaduan gaya Jawa, Arab, dan Tiongkok.
Hingga saat ini, makam Sunan Gunung Jati dijadikan sebagai objek wisata religi. Ini merupakan salah satu tempat ziarah yang paling sering dikunjungi di Jawa Barat. Tak hanya warga Jawa Barat, banyak pula orang dari luar daerah berkunjung ke makam tersebut.
9 Pintu Utama Dan & Sumur
Kompleks makam Sunan Gunung Jati memiliki sembilan pintu utama atau Lawang Sanga.Namun, peziarah umumnya hanya diizinkan memasuki pintu keempat di area serambi muka. Sementara pintu kelima sampai sembilan hanya diperuntukkan keturunan Sunan Gunung Jati, yaitu para sultan dan kerabatnya di Keraton Kasepuhan, Kanoman dan Kacirebonan. Makam ini sendiri terletak setelah pintu kesembilan, yakni di Puncak Gunung Sembung yang mempunyai tinggi sekitar 20 meter.
Adapun nama-nama sembilan pintu utama yang ada di kawasan makam, yaitu:
- Pintu Pasujudan.
- Pintu Gapura.
- Pintu Krapyak.
- Pintu Ratna Komala.
- Pintu Jinem.
- Pintu Rararog.
- Pintu Kaca.
- Pintu Bacem.
- Pintu Teratai
Sunan Gunung Jati termasuk anggota Walisongo yang berperan penting dalam menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Sunan Gunung Jati diperkirakan wafat sekitar abad ke-16. Makam Sunan Gunung Jati ramai dikunjungi peziarah. Makam ini tepatnya berlokasi di Desa Wisata Religi Astana di Kecmatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.