Home ยป Objek Wisata Plangon Cirebon Ada Makam Kramat Yang Religius

Objek Wisata Plangon Cirebon Ada Makam Kramat Yang Religius

Plangon, Obyek Wisata Cirebon Hutan Kera di Cirebon PLANGON merupakan obyek wisata hutan kera di Cirebon. Terletak di Desa Babakan, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon. Sebagai objek wisata Plangon sering dikunjungi oleh wisatawan, baik masyarakat Cirebon sendiri maupun luar Cirebon. Selain menawarkan habitat kera.

Objek Wisata Plangon

Wisata Cirebon Plangon memiliki nuansa alam yang indah dengan banyaknya pepohonan sebagai tempat tinggal para kera-kera. Dimana terdapat juga dua makam yaitu makam Pangeran Panjunan dan Pangeran kejaksan yang berada diatas bukit Plangon.

Tentunya bagi para pengunjung yang baru pertama kali ketempat tersebut, objek wisata plangon terkesan seram memang terasa. Selain hutannya yang cukup lebat juga setiap gerak gerik kita akan diikuti oleh monyet-monyet yang memang terkadang sedikit jahil.

Bagi para pengunjung Wisata Cirebon yang ingin berwisata ke Plangon, setidaknya pawang setempat harus ikut menyertai untuk membantu jikalau monyet-monyet tersebut menjadi nakal. Untuk bisa mencapai puncak bukit Plangon, biasanya para pengunjung terlebih dulu harus menaiki ratusan anak tangga.

Dan bagi pengunjung yang ingin berwisata ke Plangon, disarankan untuk membawa makanan atau kacang-kacangan yang akan diberikan kepada monyet-monyet. Menurut penduduk setempat dimana setiap puluhan anak tangga hingga mencapai bukit Plangon, terdapat enam wilayah yang dikuasai oleh para jawara-jawara monyet yang berbeda.

Sebagai objek wisata Plangon merupakan objek Wisata di Cirebon yang berbeda karena mengandung perpaduan antara nilai-nilai sejarah dan nuansa alam yang indah serta habitat monyet.

Sejarah Plangon Cirebon

Plangon sendiri berasal dari kata ‘Tegal Klangenan’ memiliki arti sebuah tempat atau bukit untuk menenangkan diri. Sedangkan menurut versi lain menjelaskan bahwa Plangon berasal dari kata ‘Pelangonan’ yang berarti tempat istirahat. Tempat ini merupakan hutan belantara dengan monyet-monyet yang berkeliaran di sekitar dua makam yakni makam Pangeran Panjunan dan Pangeran Kejaksan.

Menurut kisah yang beredar di masyarakat, jumlah monyet-monyet itu tidak pernah berubah dari dahulu hingga sekarang yaitu 99 ekor. Masyarakat sekitar menafsirkan jumlah tersebut sebagai simbol Asmaul Husna.

Alkisah yang dipercaya masyarakat sekitar 400 tahun yang lalu ada dua orang pangeran yang bernama Pangeran Panjunan dan Pangeran Kajaksan. Mereka mencari tempat yang tenang untuk memecahkan permasalahan-permasalahan kehidupan yang sedang dihadapi.

Akhirnya kedua orang tersebut menemukan sebuah bukit yang terletak di sebelah barat kota Cirebon. Kemudian, dua pangeran tersebut naik ke atas bukit. Dalam perjalanan ke atas bukit, keduanya dihadang oleh penjaga hutan Plangon yang bernama Pangeran Arya Jumeneng.

Kerajaan Monyet Plangon

Kawanan monyet ekor panjang berjumlah sekitar 99 ekor ini memang menjadi daya tarik utama objek Wisata Plangon. Mereka bergelantungan bebas di pepohonan, berkejaran di tanah, dan tak jarang mendekati pengunjung dengan harap-harap cemas.

objek wisata plangon

Kita pun akan disambut oleh puluhan kera yang ada di sana. Para kera ini akan kita temui di sepanjang jalan menuju puncak bukit yang terdapat makam Pangeran Panjunan dan Pangeran Kajaksan. Ketika kita akan naik ke sana kita akan diantar oleh Pawang Plangon. Dari Pawang Plangon inilah akan kita dapati cerita bahwa di sana ada 6 kerajaan kera. Dari keenam kerajaan kera ini masing-masing memiliki pimpinan kera, yang memiliki nama yang berbeda-beda.

Adapun nama-nama pimpinan kerajaan kera itu sebagai berikut:

  1. Jawara Si Jepri.
  2. Jawara Si Acing.
  3. Jawara Si Bondol.
  4. Jawara si Werman.
  5. Jawara si Mandor.
  6. Jawara Si Suying.

Menurut kabarnya tidak ada yang tahu asal-usul kera yang ada di Plangon Cirebon ini. Apakah sudah ada dari dahulu, atau kera ini piaraan dari Pangeran Panjunan dan Pangeran Kajaksan. Ada satu keanehan dari para kera yang ada di objek wisata Plangon ini. Konon menurut masyarakat sekitar para kera ini setiap hari turun ke jalan. Namun para kera ini di hari tertentu akan berkumpul di suatu tempat dan tidak turun ke jalan yaitu pada setiap tanggal 1 Muharam. Para kera ini tidak akan turun ke jalan seperti hari biasanya, di setiap tanggal 1 Muharam ini.